PERAWATAN BUKU LANGKA INI PERLU ADANYA PENGABADIAN DAN PELESTARIAN BAIK ISI MAUPUN FISIK BUKU

Jakarta, WARTA-bphn

Mutiara yang paling berharga bagi para kaum cendikiawan  adalah tersusunnya koleksi buku-buku langka, kedudukan buku tersebut lebih dari apapun, itulah yang dikatakan oleh Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional saat meninjau koleksi buku langka yang dimiliki oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional. Kamis, [2/10].

Menurut beliau, BPHN seharusnya bangga dengan koleksi Buku Hukum yang dicetak berpuluh-puluh tahun kebelakang, tak banyak Kementerian atau badan yang mempunyai koleksi sebanyak ini. Koleksi langka dapat disebut koleksi khusus sebab salah satu jenis koleksi unggulan di BPHN. Koleksi Langka merupakan jenis koleksi yang kuno atau antik, termasuk jarang dan sulit untuk di temukan. Bahan pustaka yang termasuk kedalam koleksi langka adalah bahan pustaka yang memiliki tahun terbit cukup lama, serta sudah sangat sulit di temukan di pasaran, dan bisa di katakan merupakan bahan pustaka kuno atau antik. Dan saat ini koleksi buku langka banyak dicari orang, terutama semakin berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya ilmu bidang hukum. Para kaum budayawan, sejarahwan, arkheolog, maupun para peneliti – peneliti yang mencari informasi mengenai kehidupan, peristiwa – peristiwa yang terjadi dimasyarakat pada masa lampau. Para peneliti ini mencari buku tersebut sebagai objek penelitian dari disiplin ilmu yang mereka tekuni. Semakin tua usia suatu bahan pustaka semakin banyak para peneliti yang mencarinya, jelas beliau.

Menurut Sekretaris BPHN, Sadikin yang turut serta mengatakan bahwa perawatan buku langka ini perlu adanya pengabadian dan pelestarian baik isi maupun fisik buku. Oleh karena itu mengingat manfaat dan isinya yang sangat penting dan berharga bagi masyarakat, koleksi langka perlu perawatan dan penanganan yang baik sehingga masyarakat dapat menikmati manfaat dan isinya.

Menurut informasi bahwa koleksi buku yang dikelola BPHN terdapat cetakan pada waktu negara ini belum berdiri.

Yang turut dalam kunjungan tersebut Kapusrenkumnas; Agus Subandriyo, Kapusdok; Buddy Wihardja serta beberapa pejabat setingkat eselon III dan IV.*tatungoneal