BPHN.GO.ID – Jakarta. Dunia pekerjaan terus mengalami perkembangan yang pesat dan penuh persaingan. Dalam menjaga relevansi dan meningkatkan mutu diri, krusial bagi setiap individu untuk menyadari betapa pentingnya mengasah kemampuan setiap hari. Penyuluh Hukum Ahli Utama Audy Murfi mengingatkan kepada seluruh pegawai Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) agar tak lupa mengasah kemampuan, di samping pekerjaan rutin yang dijalankan sehari-hari.
Audy menyampaikan sebuah cerita mengenai seorang penebang kayu ketika memberikan amanat pada Apel Pagi Pegawai di Lingkungan BPHN, Senin (26/06/2023). Pada suatu masa, terdapat seorang penebang kayu yang berhasil mendapatkan pekerjaan di bawah seorang pedagang kayu yang terkenal. Pedagang tersebut memberikan kapak yang tajam kepada penebang dan menunjukkan area yang harus ditebang kayunya.
Penebang kayu mulai bekerja dengan penuh semangat dan dedikasi. Pada hari pertama, dengan kerja keras dan ketepatan, ia berhasil menebang delapan pohon. Pedagang kayu sangat senang melihat hasil yang diberikan oleh penebang kayu itu.
Namun, kejadian mengejutkan terjadi pada hari kedua. Kinerja sang penebang kayu justru menurun drastis. Jika sebelumnya ia mampu menebang delapan pohon, pada hari itu, ia hanya berhasil menebang tujuh pohon saja. Kekecewaan itu pun berlanjut pada hari ketiga, di mana sang penebang kayu hanya mampu menebang enam pohon.
Pada hari berikutnya, penebang mendatangi sang pedagang kayu dengan rasa malu. Ia meminta maaf atas penurunan kinerjanya dan merasa takut akan kehilangan pekerjaannya. Dalam pertemuan itu, sang pedagang dengan bijak bertanya, "Apakah kapak yang kamu gunakan untuk menebang sudah diasah?"
Penebang kayu itu dengan jujur menjawab, "Tidak, Pak. Saya tidak sempat mengasah kapak tersebut karena terlalu fokus untuk bekerja."
Pedagang kayu itu mengangguk dengan penuh pengertian. "Pahami ini," kata sang pedagang, "Jika sebuah kapak digunakan secara terus-menerus tanpa diasah, maka kemampuan dan ketajamannya akan menurun. Jadi, pastikan untuk mengasah kapak setiap hari sebelum mulai menebang pohon."
Sang penebang kayu merasa tersadar akan kesalahannya. Ia merasa sangat berterima kasih atas nasihat yang berharga itu. Mulai dari hari itu, penebang kayu tersebut mematuhi saran sang pedagang dan rutin mengasah kapaknya sebelum memulai pekerjaannya. Hasilnya pun sangat memuaskan, kinerjanya kembali meningkat dengan pesat.
“Terkadang kita lupa untuk mengasah kemampuan diri kita karena keasyikan bekerja, terjebak dalam rutinitas sehari-hari dan lupa beristirahat,” pesan Audy dalam kegiatan yang berlangsung di Lapangan BPHN tersebut. Oleh karena itu, Audy mengingatkan seluruh jajaran yang ada di BPHN untuk menambah pengetahuan dan wawasannya.
Audy mencontohkan, analis hukum dan penyuluh hukum harus sering-sering membaca tentang perkembangan hukum terbaru atau situasi politik yang terjadi saat ini dengan membaca buku atau berita-berita populer. “Terus update dan tambah pengetahuan. Apalagi kita bekerja di Kementerian Hukum dan HAM. Jika masyarakat membutuhkan informasi, kita dapat berikan apabila terus mengikuti perkembangan,” tambahnya.
Tak lupa Audy juga berpesan agar terus membangun sinergitas dalam lingkungan kerja. “Kebersamaan adalah hal yang utama. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Dengan semangat kebersamaan, mari kita saling pengertian, saling menghormati dan saling menghargai,” tutup Audy. (HUMAS BPHN)
Audy menyampaikan sebuah cerita mengenai seorang penebang kayu ketika memberikan amanat pada Apel Pagi Pegawai di Lingkungan BPHN, Senin (26/06/2023). Pada suatu masa, terdapat seorang penebang kayu yang berhasil mendapatkan pekerjaan di bawah seorang pedagang kayu yang terkenal. Pedagang tersebut memberikan kapak yang tajam kepada penebang dan menunjukkan area yang harus ditebang kayunya.
Penebang kayu mulai bekerja dengan penuh semangat dan dedikasi. Pada hari pertama, dengan kerja keras dan ketepatan, ia berhasil menebang delapan pohon. Pedagang kayu sangat senang melihat hasil yang diberikan oleh penebang kayu itu.
Namun, kejadian mengejutkan terjadi pada hari kedua. Kinerja sang penebang kayu justru menurun drastis. Jika sebelumnya ia mampu menebang delapan pohon, pada hari itu, ia hanya berhasil menebang tujuh pohon saja. Kekecewaan itu pun berlanjut pada hari ketiga, di mana sang penebang kayu hanya mampu menebang enam pohon.
Pada hari berikutnya, penebang mendatangi sang pedagang kayu dengan rasa malu. Ia meminta maaf atas penurunan kinerjanya dan merasa takut akan kehilangan pekerjaannya. Dalam pertemuan itu, sang pedagang dengan bijak bertanya, "Apakah kapak yang kamu gunakan untuk menebang sudah diasah?"
Penebang kayu itu dengan jujur menjawab, "Tidak, Pak. Saya tidak sempat mengasah kapak tersebut karena terlalu fokus untuk bekerja."
Pedagang kayu itu mengangguk dengan penuh pengertian. "Pahami ini," kata sang pedagang, "Jika sebuah kapak digunakan secara terus-menerus tanpa diasah, maka kemampuan dan ketajamannya akan menurun. Jadi, pastikan untuk mengasah kapak setiap hari sebelum mulai menebang pohon."
Sang penebang kayu merasa tersadar akan kesalahannya. Ia merasa sangat berterima kasih atas nasihat yang berharga itu. Mulai dari hari itu, penebang kayu tersebut mematuhi saran sang pedagang dan rutin mengasah kapaknya sebelum memulai pekerjaannya. Hasilnya pun sangat memuaskan, kinerjanya kembali meningkat dengan pesat.
“Terkadang kita lupa untuk mengasah kemampuan diri kita karena keasyikan bekerja, terjebak dalam rutinitas sehari-hari dan lupa beristirahat,” pesan Audy dalam kegiatan yang berlangsung di Lapangan BPHN tersebut. Oleh karena itu, Audy mengingatkan seluruh jajaran yang ada di BPHN untuk menambah pengetahuan dan wawasannya.
Audy mencontohkan, analis hukum dan penyuluh hukum harus sering-sering membaca tentang perkembangan hukum terbaru atau situasi politik yang terjadi saat ini dengan membaca buku atau berita-berita populer. “Terus update dan tambah pengetahuan. Apalagi kita bekerja di Kementerian Hukum dan HAM. Jika masyarakat membutuhkan informasi, kita dapat berikan apabila terus mengikuti perkembangan,” tambahnya.
Tak lupa Audy juga berpesan agar terus membangun sinergitas dalam lingkungan kerja. “Kebersamaan adalah hal yang utama. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Dengan semangat kebersamaan, mari kita saling pengertian, saling menghormati dan saling menghargai,” tutup Audy. (HUMAS BPHN)