BPHN.GO.ID – Jakarta. Aparatur Sipil Negara (ASN) sering kali menghadapi tantangan besar dalam melaksanakan tugasnya. Beban kerja yang berat dengan banyak tugas dan tanggung jawab dapat menimbulkan tingkat stres dan kelelahan yang signifikan. Dalam kondisi seperti ini, tidak jarang para ASN merasakan dorongan untuk mengungkapkan keluhan, yang merupakan ekspresi dari ketidakpuasan terhadap permasalahan yang mereka hadapi dalam lingkungan kerja.
Penting untuk diingat bahwa mengeluh adalah respons alami terhadap tekanan dan masalah. Ini adalah cara bagi individu untuk melepaskan emosi negatif, dan terkadang, mengungkapkan keluhan dapat memberikan rasa lega dan perasaan didengar.
Namun, menurut Penyuluh Hukum Ahli Utama Djoko Pudjiraharjo, penting untuk tidak terperangkap dalam siklus keluhan yang berkelanjutan. Salah satu pendekatan yang lebih sehat adalah melihat permasalahan dari perspektif yang berbeda.
“Kita harus menyikapi dan mengatasi permasalahan dengan cara yang berbeda. Bagaimana permasalahan yang kita hadapi justru menjadi sebuah kesempatan bagi kita untuk mengembangkan potensi diri,” ujar Djoko ketika menyampaikan amanat dalam Apel Pegawai di Lingkungan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Senin (11/09/2023) di Lapangan BPHN.
Djoko mengisahkan seorang anak yang sering kali mengeluh kepada ayahnya tentang berbagai permasalahan yang dihadapinya. Ayah sang anak, yang seorang koki, kemudian mengajaknya ke dapur. Di sana, sang ayah mengambil tiga panci dan mengisi masing-masing dengan bahan yang berbeda: kentang, telur, dan biji kopi. Panci-panci itu kemudian diisi air dan dipanaskan di atas kompor.
Setelah beberapa waktu, sang ayah mematikan kompor dan mengajak anaknya untuk memperhatikan perubahan yang terjadi pada bahan-bahan di dalam panci.
“Kentang yang tadinya keras, setelah dimasukkan dalam air mendidih menjadi lunak dan rasanya gurih. Telur yang tadinya rapuh, akhirnya bagian dalamnya menjadi keras. Sedangkan biji kopi mengeluarkan aroma yang sangat wangi,” jelas sang ayah.
“Sang ayah kemudian berkata kepada anaknya bahwa dengan kondisi yang sama, tempat yang sama, waktu yang sama, kita bisa menghasilkan hal-hal yang berbeda,” ujar Djoko menjelaskan.
Setiap orang akan memiliki sudut pandang dan cara yang berbeda dalam menyelesaikan suatu masalah. Apa yang harus dilakukan adalah menjadi diri sendiri serta memanfaatkan potensi diri sebaik mungkin.
Jadi, daripada terlalu fokus pada keluhan, yang sering kali hanya mengarah pada perasaan tidak puas, kita sebaiknya mencoba menjadi diri sendiri dan memanfaatkan potensi yang kita miliki sebaik-baiknya dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada. (HUMAS BPHN)
Penting untuk diingat bahwa mengeluh adalah respons alami terhadap tekanan dan masalah. Ini adalah cara bagi individu untuk melepaskan emosi negatif, dan terkadang, mengungkapkan keluhan dapat memberikan rasa lega dan perasaan didengar.
Namun, menurut Penyuluh Hukum Ahli Utama Djoko Pudjiraharjo, penting untuk tidak terperangkap dalam siklus keluhan yang berkelanjutan. Salah satu pendekatan yang lebih sehat adalah melihat permasalahan dari perspektif yang berbeda.
“Kita harus menyikapi dan mengatasi permasalahan dengan cara yang berbeda. Bagaimana permasalahan yang kita hadapi justru menjadi sebuah kesempatan bagi kita untuk mengembangkan potensi diri,” ujar Djoko ketika menyampaikan amanat dalam Apel Pegawai di Lingkungan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Senin (11/09/2023) di Lapangan BPHN.
Djoko mengisahkan seorang anak yang sering kali mengeluh kepada ayahnya tentang berbagai permasalahan yang dihadapinya. Ayah sang anak, yang seorang koki, kemudian mengajaknya ke dapur. Di sana, sang ayah mengambil tiga panci dan mengisi masing-masing dengan bahan yang berbeda: kentang, telur, dan biji kopi. Panci-panci itu kemudian diisi air dan dipanaskan di atas kompor.
Setelah beberapa waktu, sang ayah mematikan kompor dan mengajak anaknya untuk memperhatikan perubahan yang terjadi pada bahan-bahan di dalam panci.
“Kentang yang tadinya keras, setelah dimasukkan dalam air mendidih menjadi lunak dan rasanya gurih. Telur yang tadinya rapuh, akhirnya bagian dalamnya menjadi keras. Sedangkan biji kopi mengeluarkan aroma yang sangat wangi,” jelas sang ayah.
“Sang ayah kemudian berkata kepada anaknya bahwa dengan kondisi yang sama, tempat yang sama, waktu yang sama, kita bisa menghasilkan hal-hal yang berbeda,” ujar Djoko menjelaskan.
Setiap orang akan memiliki sudut pandang dan cara yang berbeda dalam menyelesaikan suatu masalah. Apa yang harus dilakukan adalah menjadi diri sendiri serta memanfaatkan potensi diri sebaik mungkin.
Jadi, daripada terlalu fokus pada keluhan, yang sering kali hanya mengarah pada perasaan tidak puas, kita sebaiknya mencoba menjadi diri sendiri dan memanfaatkan potensi yang kita miliki sebaik-baiknya dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada. (HUMAS BPHN)