Jakarta, WARTA-BPHN

Plh. Kapuslitbang, Agus Subandriyo resmi membuka Workshop Penulisan Jurnal Ilmiah yang diikuti para pegawai BPHN, Pusjianbang, dan Balitbang HAM Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.

Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sarana melatih pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis, sehingga menumbuhkan etos ilmiah, tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi transformasi pengetahuan bagi masyarakat. Diharapkan Workshop Penulisan Jurnal Ilmiah yang dilaksanakan selama dua hari (1-2/6) di Aula Lt.4 BPHN ini para peserta mendapatkan materi-materi dari narasumber untuk diimplemtasikan dalam tulisan karya ilmiahnya.

Dalam Keempatan ini, Sulistyowati secara khusus membedah mengenai rambu-rambu dan teknik menulis artikel jurnal. Beliau katakan menyampaikan bahwa penulisan harus dilakukan dengan serius.

Artikel jurnal merupakan ekstrak dari penelitian namun memiliki perbedaan dengan laporan penelitian biasa. Artikel jurnal merupakan sebuah bahasan yang sangat padat tentang sintesa temuan penelitian, penilaian, interpretasi, dan evaluasi terhadap temuan dalam penelitian. Karena itu, artikel jurnal bukanlah ringkasan penelitian, buku atau bahan, pengulangan ide atau gagasan lain tanpa dikritisi, kumpulan kutipan-kutipan atau opini individu yang tidak terkonfirmasi.

Beliau juga menguraikan bagian-bagian penting dari suatu artikel jurnal mulai dari abstrak, pendahuluan, legitimasi teoritik, metode penelitian, data display, dan kesimpulan. Dalam prakteknya, ada kekeliruan-kekeliruan yang sering terjadi dalam pengerjaan artikel jurnal. Para penulis harus menghindari kekeliruan-kekeliruan seperti: abstrak yang panjang dan bertele-tele, bagian metode penelitian yang isinya adalah “bahan kuliah tentang metodologi” atau penelitian tanpa adanya landasan teori yang kuat. Tanpa landasan teori, penelitian akan menjadi tidak terarah dan temuan-temuan tidak dapat dikelola secara tajam. Para peneliti harus memastikan dirinya tetap mengikuti perkembangan teori-teori termasuk metodologi penelitian agar penelitian dapat mutakhir dan tajam serta sesuai dengan perkembangan zaman.

Dalam meneliti suatu topik, hendaknya seorang peneliti hukum juga tidak membatasi dirinya pada persoalan-persoalan normatif belaka. Kejelian mengamati kondisi sejarah, sosial politik, ekonomi dan budaya dari masalah penelitian yang dilakukan dapat menghadirkan sudut-sudut pandang baru terhadap suatu persoalan hukum. Selain itu studi kasus hukum, petikan dialog dan percakapan juga dapat digunakan untuk memperkaya penelitian. Penggunaan metode-metode penelitian harus disesuaikan dengan hasil yang diharapkan. Meski tema penelitian dapat saja sama dengan penelitian yang dilakukan oleh orang lain, seorang peneliti harus senantiasa menambahkan kebaruan penelitian dan tulisan yang dihasilkannya dan itu hanya bisa dicapai dengan kerja keras dalam menggali dan mencari data.

Untuk dapat menulis dengan baik, seorang penulis harus memiliki wawasan yang luas. Wawasan ini didapat dari banyak membaca karena membaca sebetulnya adalah proses brainstorming tersendiri yang bisa dilakukan seorang penulis. Hasil bacaan itu kemudian perlu direnungkan karena persoalan hukum selalu berkaitan dengan manusia di mana manusia merupakan objek yang dinamis. Yang tidak kalah penting, menurutnya, penulis harus mencintai topik yang ingin diteliti dan ditulisnya. Dengan mencintai objek penelitian, kreatifitas dalam melakukan penelitian akan muncul.

Sulistyowati menekankan bahwa “Dalam menulis, jangan terjebak pada istilah atau aturan tertentu,” ungkapnya. Meski demikian, penulis harus tetap teliti memperhatikan tanggungjawab keilmiahan dan tidak melakukan plagiarisme. Salah satu cara untuk menghindari plagiarisme adalah dengan membiasakan diri memparafrasekan pendapat ahli yang dikutip dan peraturan hukum yang digunakan.

Acara diakhiri dengan sesi latihan di mana peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok untuk menyusun kerangka artikel jurnal. **tatungoneal-VW