Jakarta, (22 Juli) - Meskipun sudah dinyatakan lulus dalam penilaian internal untuk meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan telah diusulkan ke Kemenpan untuk dievaluasi, Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) terus lakukan pembenahan dalam rangka persiapan untuk meraih predikat WBK. Salah satu langkah yang diambil yaitu melakukan rapat evaluasi, monitoring dan penguatan BPHN menuju evalusi penilaian WBK oleh Tim Penilai Nasional.
Pada rapat kali ini BPHN mendatangkan tiga narasumber dari internal Kementeriam Hukum dan HAM (Kemenkumham), yaitu Inspektur Wilayah IV Inspektorat Jenderal (Luluk Ratnaningtyas, SH., ) M.Hum., Staf Ahli Bidang Ekonomi Ir. Razilu, M.Si dan Staf Ahli Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi Drs Nugroho, Bc.I.P., M.Si.. Rapat ini juga di hadiri oleh Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Prof. Dr. H. R. Benny Riyanto, S.H., M.Hum., C.N.. dan jajarannya. Hadirnya kepala BPHN dan jajarannya pada rapat ini membuktikan keseriusan dan komitmen pimpinan dalam mengawal BPHN menuju WBK. Hal inilah yang selalu menjadi pemantik api semangat semua pegawai untuk terus berbenah dan memberikan kinerja terbaik.
Pembenahan yang penting dan akan dilakukan yaitu terkait hal-hal yang menyebabkan BPHN belum berhasil meraih WBK tahun lalu, “agar pada tahun ini kondisi yang sama tidak terulang”, ujar Prof Benny. Beliau meminta masukan kepada para narasumber agar pada tahun ini BPHN bisa meraih WBK.
“Semua inovasi yang kita buat dan data dukung yang kita sampaikan tujuannya hanya ada dua, yaitu supaya terjadinya pencegahan korupsi / tidak ada celah untuk melakukan korupsi dan yang kedua agar masyarakat puas, jika kedua hal ini bisa ditampilkan di tengah masyarakat WBK pasti sudah di tangan”, kata Bapak Razilu. Beliau juga Kembali mengingatkan yang sebelumnya sudah sampaikan oleh Ibu Luluk bahwa dalam interval waktu saat ini hingga Tim Penilai Nasional (TPN) datang untuk selalu mempertahankan bahkan meningkatkan komitmen para pimpinan.
Selain itu, narasumber juga memberikan masukan-masukan hingga pada hal yang bersifat terknis seperti bagaimana melakukan yel-yel, Bapak Nugroho mengatakan semua pimpinan tinggi harus terlibat dalam yel-yel nanti. Kemudian beliau juga menyampaikan perlunya manajemen waktu saat presentasi karena waktu sangat terbatas dan harus memperhatikan dan mempersiapkan hal-hal teknis jika evaluasi dilakukan secara virtual. Hal-hal teknis seperti ini tanpa disadari dapat berpengaruh terhadap keberhasilan untuk meraih WBK.